Kisah Garda Nasional hantam Irak yang mau serang Arab Saudi

Kisah Garda Nasional hantam Irak yang mau serang Arab Saudi
Perang di Kota Khafji. ©2017 istimewa

Riauaktual.com - Garda Nasional merupakan pasukan elite Arab Saudi, di mana dilatih, jauh dari korupsi dan dikenal sangat setia. Dari 80 ribu personel, 33 ribu di antaranya merupakan tentara yang dikhususkan menjadi tameng hidup bagi keluarga kerajaan, pejabat kunci negara dan objek vital lainnya.

Kehebatan mereka pernah diuji dalam Perang Gurun yang dimulai saat Irak yang saat itu di bawah kepemimpinan Presiden Saddam Hussein menginvasi Kuwait. Tindakan sepihak dan melanggar hukum internasional itu membuat Raja Fahd bin Abdulaziz Al Saud was-was dan memberikan tempat kepada tentara AS untuk menyerang dari negerinya.

Tindakan itu membuat Saddam geram. Selain ke Israel, Irak juga menembakkan rudal SCUD ke Saudi.

serangan rudal rupanya tak memberikan banyak pengaruh, alhasil Saddam memerintahkan pasukannya menyerbu kota Khafji di Saudi. Dia segera menerjunkan 350 ribu sampai 500 ribu tentara yang terdiri atas 51 divisi, termasuk 8 divisi Garda Republik yang bergerak dengan membawa 1.000 tank T-72 buatan Rusia.

Serangan itu membuat marah Raja Fadh dan berencana membuat pembalasan bersama dengan dengan menerjunkan pasukan yang terdiri atas 200 ribu tentara, 75 jet tempur dan 1.200 tank. Jumlahnya bertambah dengan bergabungnya AS, hingga jumlahnya membengkak menjadi 600 ribu porsonel dan 3.600 tank.

Serangan itu berlangsung malam hari pada 29 Januari, sekitar 2.000 tentara bersama dengan ratusan kendaraan lapis baja bergerak ke arah selatan. Brigade Lapis Baja Ke-6 diperintahkan menguasai Al-Zabr. Sekitar pukul 20.30, kedatangan pasukan itu sempat disambut tentara Marinir AS namun gagal membendung pergerakan dan membuat mereka terpaksa mundur.

Beberapa titik pertahanan Saudi-AS langsung dihancurkan dalam sekejap. Alhasil, Khafji jatuh ke tangan Irak tepat pukul 00.30.

Serbuan itu langsung direspons Jenderal Khaled bin Sultan dan meminta Jenderal AS Norman Schwarzkopf menerjunkan serangan udara di sekitar kota itu. Sayangnya, bentuk bangunan menyulitkan armada udara mencari target kecuali harus berada dalam jarak yang sangat dekat. Alhasil Saudi memutuskan menerjunkan pasukan elitenya.

Tugas itu diberikan kepada Brigade Ke-7 Garda Nasional Ke-2 untuk merebut kembali kota itu dari tangan Irak. Serta dua kompi tank Qatari ke dalam satuan tugas, dibantu personel Pasukan Khusus Angkatan Darat AS serta Pengintai Marinir. Pasukan ini dipimpin Letnan Kolonel Matar dan langsung bergerak sekitar pukul 17.00 sehari setelah serangan Irak berlangsung.

Malam itu juga, Kompi Qatari terlibat dalam pertempuran melawan tank T-55 milik Irak di selatan kota itu. Meski diserbu, pasukan Saudi berhasil menghancurkan tiga tank dan merebur empat tank Irak lainnya.

Kekalahan itu membuat tentara Irak menembak secara serampangan, hal itu membuat Saudi memberi dua kompi tambahan bagi Batalion Ke-7. Bantuan tembakan artileri diberikan Marinir AS, namun sayang tembakan balasan berhasil menghancurkan satu unit kendaraan lapis baja angkut personel V-150 milik Saud.

Sementara, Batalion Ke-5 Garda Nasional Ke-2 bergerak ke utara Khafji untuk memblokadi bantuan Irak menuju kota itu. Unit ini didukung Brigade Kementerian Pertahanan dan Penerbangan Ke-8. Tidak ingin terjadi terjadi kesalahan, brigade ini kemudian ditarik mundur pagi harinya.

Rangkaian serangan udara dan pengepungan yang dilakukan pasukan darat Saudi akhirnya membuat moril tentara Irak turun. Komandan penyerbuan itu, Jenderal Salah memutuskan untuk menarik mundur seluruh tentaranya.

Tanggal 31 Januari, serangan untuk mengambil kendali kota kembali dilakukan. Serbuan digelar pukul 08.30, dan langsung disambut tembakan sembarangan dari musuh, beberapa tembakan mengenai roda dua V-150.

Batalion Ke-8 diperintahkan membangun pertahanan di kota itu pada pukul 10.00, sementara Batalion ke-5 menutup kolom guna mencegah masuknya tank Irak lain ke kota itu. Alhasil, sejumlah serangan berhasil menghancurkan 13 tank dan kendaraan lapis baja Irak dan menangkap 116 tentara Irak. Sedangkan dari korban dari pihak Saudi berjumlah dua tewas dan dua lainnya luka.

Unit ini langsung melakukan pembersihan dan bergabung dengan Batalion Ke-7 di utara. Setelah melakukan pencarian, akhirnya sekitar pukul 18.30 kota ini berhasil direbut kembali.




Sumber : Merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index