Ratusan ribu warga Somalia terancam tewas kelaparan

Ratusan ribu warga Somalia terancam tewas kelaparan
Anak Somalia menderita kurang gizi akut akibat wabah kelaparan yang terjadi di negara tersebut pada 2011. Foto: VOA News

Riauaktual.com - Ratusan ribu orang di Somalia terancam sekarat atau bahkan tewas Mei mendatang jika masyarakat internasional tidak segera mengambil tindakan mengatasi kelaparan di negara tersebut, kata diplomat Inggris.

Nicholas Kay, yang pernah bertugas sebagai utusan khusus PBB di Somalia, mengatakan kepada wartawan bahwa Inggris "sangat prihatin dengan kasus kelaparan di Somalia", dikutip dari ABC News hari ini.

Somalia pernah menghadapi masalah kelaparan pada 2010-2011, dan saat ini sedang mengalami kekeringan serius sejak Agustus 2015. Menurut kantor kemanusiaan PBB, 5 juta orang di Somalia membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan (FEWS NET) memperingatkan awal bulan ini bahwa "hampir 3 juta orang di Somalia menghadapi krisis dan darurat pangan akut" karena ketersediaan makanan sangat minim.

FEWS NET, yang dibentuk Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) pada 1985, mengatakan sekitar 363 ribu anak kurang gizi akut "membutuhkan perawatan segera dan dukungan nutrisi, termasuk 71 ribu lainnya yang mengalami kekurangan gizi".

Pemerintah Inggris menyelenggarakan konferensi untuk Somalia di London Mei mendatang untuk membahas masalah stabilitas dan keamanan di negara tersebut, tapi Kay menegaskan "tindakan harus dilakukan segera".

"Jika kita baru membahas masalah kelaparan dalam konferensi Mei, itu sudah sangat telat," kata Kay. "Mungkin akan ada ratusan ribu orang yang sudah tewas atau sekarat."

Somalia hancur berantakan pada 1991 ketika panglima militer menggulingkan diktator Siad Barre dan saling bertempur satu sama lain. Negara berpenduduk 12 juta orang itu berusaha bangkit dengan membentuk pemerintahan transisi pertama dan memilih presiden baru pada 8 Februari.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan prioritas utama Presiden Mohamed Abdullahi Farmajo adalah harus menetapkan kebijakan untuk menyelesaikan masalah kekeringan dan mencegah terjadinya kelaparan.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index