Jembatan Gantung Teluk Kuantan Ancam Keslamatan Warga

Jembatan Gantung Teluk Kuantan Ancam Keslamatan Warga
Jembatan Gantung Teluk Kuantan Ancam Keslamatan Warga

Riauaktual.com - Jembatan gantung yang melintasi sungai batang Kuantan tepatnya antara Desa Sawah dengan Desa Seberang Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kuansing, kondisinya sangat menghawatirkan dan mengancam keselamatan warga yang melewatinya. Kontruksi lantai jembatan yang terbuat dari kayu, saat ini telah lapuk serta sebagian telah banyak yang patah dan bolong-bolong.

Meskipun kondisi jembatan tersebut sudah sangat mengkhawatirkan, namun warga yang hendak menyeberang tetap melewati jembatan tersebut. Hal ini dikarenakan letak jembatan berada di posisi yang sangat strategis sehingga perjalanan untuk menyeberang lebih singkat dibanding dengan jembatan permanen yang berada di Desa Pulau Aro menuju Seberang Taluk.

Salah seorang warga Taluk Kuantan, Yulius menuturkan jika dilihat dari kontruksi tiang rangka jembatan tersebut, sangat permanen sekali. Bahkan ujarnya di atas permukaan tiang telah tersedia rangka besi untuk pembangunan menara gantungan.
"Tapi kenyataannya kelanjutan pembangunannya dibuat asal-asalan saja. Selain luas jembatan sempit, lantainya juga terbuat dari kayu balok yang disusun melintang sepanjang jembatan," katanya.

Senada dengan itu, Ketua LSM Peduli Kuansing Ilyas menegaskan, pemkab harus serius memikirkan agar jembataan tersebut dibangun permanen. Karena tiang rangkanya sudah dibuat secara permanen, tinggal melanjutkan pembangunan menara pancang dan lantai jembatan.

Menurut Ilyas jika dihitung sejak berdirinya jembatan gantung tersebut, Pemkab Kuansing telah memperbaiki lantai kayu sebanyak puluhan kali, maka setiap perbaikan tentu menghabiskan biaya jutaan rupiah. Kalau perbaikannya terus dilakukan tentu menghabiskan anggaran banyak, maka lebih baik dipikirkan untuk membangun secara permanen.

"Jadi yang untung dengan kondisi jembatan tersebut adalah pemborong yang mendapatkan proyek perbaikan jembatan, apalagi terlihat yang memperbaikinya dia terus tak ada orang lain," kesalnya.
 
Yang paling mengecewakan lagi kata Yulius balok kayu yang digunakan bukan kayu yang keras berupa kulim, akan tetapi kayu yang mudah patah dan cepat lapuk.
"Padahal pemkab sudah sering mengganti lantai kayu tersebut, tapi karena kayunya tidak kayu jenis kulim sehingga belum cukup tiga bulan kayu tersebut patah dan menganacam keselamatan warga," katanya. (am)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index