Pemerintah Meranti Dukung Desa Bebas Api

Pemerintah Meranti Dukung Desa Bebas Api
pertemuan antara managemen PT. RAPP dengan Pemda Meranti

Riauaktual.com -  Pemerintah Kabupaten Meranti dan PT. Riau Andalan Pulp And Paper bekerjasama dalam penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karlahut), penanggulangan Karlahut itu melalui Program Desa Bebas Api yang dilaksanakan oleh PT. RAPP yang melibatkan masyarakat dan didukung oleh Pemda Meranti melalui SKPD terkait.

Demikian hasil pertemuan antara managemen PT. RAPP dengan Pemda Meranti dalam hal ini Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim didampingi SKPD terkait dan Instansi Vertikal Polisi dan TNI. Yang berlangsung di Hotel Batiqa, Pekanbaru, Senin kemarin.

Hadir dalam pertemuan itu, dari Pemda Meranti Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Drs. Irmansyah M.Si, Danramil Pulau Padang Capt. Syamsul, Kabag Ops Polres Meranti Raden Edy Saputra, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Meranti Ramdan, Sekretaris BPBD Meranti Nurman, Kabag Humas Drs. Nasruni, Manager RAPP Syamsuria M. Hasyim, Sumardi Harahap Penangggung Jawab Operasional RAPP, Sailal Arimi Manager Program Fire Previlage, Wawan dan lainnya.

Seperti dijelaskan Penanggung Jawab Operasional PT. RAPP Sumardi, untuk masalah Karlahut PT. RAPP lebih fokus pada upaya pencegahan daripada penanggulangan, untuk itu PT. RAPP melalui Departemen Fire Previlage telah merancang program dengan alokasi dana yang memadai untuk menanggulangi Karlahut di Kabupaten Meranti.

Dikatakan Sumardi di Kabupaten Meranti terdapat daerah operasional PT. RAPP oleh karena itu perusahaan memandang penting untuk turut menjaga agar Karlahut di Meranti tidak terjadi lagi. Untuk mewujudkannya, Sumardi, menegaskan pihaknya tidak bisa melakukan sendiri tetapi butuh dukungan Pemda dan yang tak kalah penting peran aktif dari masyarakat setempat.

Menyikapi penjelasan dari perwakilan PT. RAPP tersebut, Wakil Bupati H. Said Hasyim sangat mengapresiasi, ia berharap dengan kerjasama saling dukung itu, tercipta sinergitas dalam mengeliminir terjadinya Karlahut di negeri sagu.

Namun satu hal yang sangat ditekankan oleh Wabup, apa yang dilaksanakan jangan sampai mengabaikan kepentingan masyarakat, karena apapun yang dilakukan pada prinsipnya untuk mensejahterakan maayarakat bukan untuk mematukan masyarakat.

"Saya mengapresiasi pertemuan ini dalam rangka sinergitas, menanggulangi Karlahut, meski sulit namun dengan sinergitas ini Karlahut dapat di dieliminir. Pemda sendiri siap mengamankan apa yang telah menjadi program pemerintah dengan tidak mengabaikan kepentingan masyarakat. Karena tujuan sebenarnya adalah untuk mensejahterakan masyarakan bukan mau mematikan," jelas Wabup.

Untuk itu, ia berharap sebelum Program itu dijalankan, perlu dirumuskan apa yang menjadi titik masalah termasuk tuntutan masyarakat, dengan mempertimbangkan rasionalitas kondisi real dilapangan. "Karena semua yang kita lakukan yang utama sekali adalah untuk masyarakat," ujar Wabup.

Program Desa Bebas Api yang akan dilakukan oleh PT. RAPP meliputi 1. Penghargaan bagi desa yang ridak terjadi Karlahut berupa dana sebesar 100 juta dalam bentuk infrastruktur, 2. Pemberdaya ketua tim Desa dimana perusahaan memberdayakan satu masyarakat sebagai ketua tim didesa yang membantu kepala desa dan Babinkamtibmas dalam menanggulangi Karlahut, 3. Membantu penyiapan lahan tanpa bakar dengan menggunakan teknologi sesuai kebutuhan, 4. Peningkatan kesadaran masyaralat akan bahaya Karlahut melalui sosialisasi dan edukasi, 5. Pemantauan kwalitas udara guna pengembangan pusat data yang terintegrasi.

Setelah mendengarkan pemaparan dari pihak PT. RAPP tentang poin program yang akan dijalankan. Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim meminta kepada pihak perusahaan jangan hanya sebatas himbauan atau larangan tidak membakar lahan. Tetapi harus diiringi dengan memberikan solusi kepada masyarakat karena tanpa memberikan solusi kepada masyarakat program yang dijalankan tidak ada artinya. "Tanpa solusi program yang dijalankan adalah program yang konyol," ucapnya.

Sekedar informasi dari penjelasan pihak RAPP, penyebab kebakaran sebagian besar disebabkan oleh aktifitas membuka lahan untuk Agriculture, Insiden kelalaian seperti berburu dengan membuat api unggun, mencari madu menggunakan api dan membuang puntung rokok sembarangan. Dan waktu paling berpotensi terjadinya Karlahut ditahun 2017 adalah antara bulan Juli-Oktober karena curah hujan sangat sedikit sekali.

Untuk itu, PT. RAPP akan berupaya mengantisipasi terjadinya Karlahut dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan edukasi ke sekolah-sekolah tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan yang salah satu penyebabnya adalah membuka lahan dengan cara membakar.

Terkait hal itu pula, dikatakan Wabup, pada dasarnya masyarakat juga tidak ingin terjadi kabakaran karena akan merasa tidak tenang, tapi kadang kala masyarakat lemah sering dikambing hitamkan. "Masyarakat membakar lahanya lalu ditangkap dan ini menimbulkan ketidaknyamanan, padahal mereka melakukan karena kebutuhan hidup, terpaksa membakar karena ada keyakinan masyarakat jika dibakar lahan akan subur, Ini yang perlu didudukan secara bijak, jika dilarang tolong berikan solusinya," harap Wabup.

Wabup juga berharap PT. RAPP dapat menganggarkan biaya untuk membangun dan memberdayakan ekonomi masyarakat, Pemda Meranti sendiri akan melakukannya melalui dinas terkait.

"Meranti memilki potensi luar biasa namun tidak termanfaatkan, disitulah peran perusahaan hadir untuk membantu masyarakat, RAPP punya ahli perkebunan dan ahli lainnya, mari bantu berdayakan masyatakat agar ekonominya terangkat,"ajak Wabup.

Salah satunya pengembangan tepung tapioka yang digunakan oleh PT. RAPP untuk memproduksi kertas. "Kita bisa bersayakan masyarakat, tanaman ktukan juga bisa ditanam di Meranti, jadi jangan lagi di import dari Thailand," ucapnya seraya mengajak PT. RAPP mengambangkan lahan tidur yang cukup banyak di Meranti.

Pada kesempatan itu Kepala Badan Lingkungan Hidup Drs. Irmansyah menegaskan siap membantu penanggulangan Karlahut, diakuinya banyak program yang akan dilaksanakan oleh BLH berkaitan dengan penanggulangan Karlahut diantaranya pembantukan MPA dimana satu kelompok terdiri 10 orang yang telah terbenruk di 4 Desa prioritas. Selain itu adapula program Adiwiyata, program sekolah berbasis lingkungan, memanfaatkan sampah menjadi pupuk, dan membantu penanaman tanaman yang memiliki nilai ekonomi. (Dr)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index