Dinilai Kurang Optimal

Pelayanan RSUD RM Pratomo Dikeluhkan Warga

Pelayanan RSUD RM Pratomo Dikeluhkan Warga
Jasmadi bersama anaknya yang patah tulang di bagian tangan kiri, tengah dirawat dikediamannya

Riauaktual.com - Jasmadi Kori (48), merupakan  warga Jalan Pahlawan Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Ia merasa kecewa dan marah atas sikap pelayanan di RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi yang kurang maksimal dalam menangani pasien. “Saya merasa kesal sekali, karena anak saya Raka Jaya Jas (7) yang sedang mengalami patah tulang tidak ditindaklanjuti dengan baik. Padahal dokter spesialis sudah dihubungi namun tidak kunjung datang,” ungkap  Jasmadi Kori dikediamannya di Bagansiapiapi, Kamis (12/01).

Awalnya Raka Jaya Jas pada Rabu (11/1) kemarin terjatuh di tempat les di sekolahnya sekitar pukul 16.00 Wib. Raka kala itu mengalami patah tulang dibagian lengan kirinya. “Kami pihak keluarga langsung membawa ke RSUD. Dari hasil rontgen atau alat potret untuk mengambil gambar bagian dalam tubuh, anak saya mengalami patah tulang,” kata Jasmadi.

Setelah selesai dilakukan  rontgen  lanjut dia, pasien dianjurkan untuk melanjutkan pemeriksaan ke dokter spesialis. Namun apa yang terjadi dokter tersebut tidak kunjung datang. “Satu jam lebih kami menunggu diruang Unit Gawat Darurat (UGD) dokter spesialis tak kunjung juga datang, padahal sudah dihubungi. Kemudian saya coba menghubungi Direktur RSUD, beliau mengarahkan agar melakukan konsultasi sama dokter spesialis pada Kamis ini,” jelasnya.

Ia sangat menyayangkan pelayanan RSUD yang dinilai belum maksimal menangani pasien, apalagi dalam kondisi patah tulang yang dialami anak berusia tujuh tahun. “Saya rasa kita menyadari bahwa hal itu sangatlah sakit. Jadi menurut saya sebagai orangtua tidak etis rasanya seorang Direktur RSUD tidak bisa memanggil dokter pada malam itu,” ucapnya kesal.

Melihat tidak kunjung datangnya dokter spesialis kala itu, Jasmadi bersama anaknya berinisiatif berobat ke pengobatan tradisional sinse yang ada di Bagansiapiapi. “Yang sangat saya kesalkan lagi, ada bahasa malam itu dari salah seorang perawat jaga bahwa luka dibagian tangan kiri anak saya itu tidak darurat, makanya dokter spesialis tidak datang. Jadi yang dikatakan darurat itu penyakit seperti apa, apakah pasien itu sudah sekarat atau kritis baru dilakukan tindakan secepat mungkin. Kami sebagai masyarakat menilai bahwa tindakan seperti itu sangatlah salah,” tuturnya.

Ia berharap kepada Pemkab dan DPRD Rohil untuk segera meninjau kembali disiplin tenaga medis di RSUD Bagansiapiapi, agar kejadian yang sama tidak terulang kembali kepada masyarakat lainnya. “Masa dokter ada ditempat tak bisa melayani pasien seperti ini dan mereka bilang tidak darurat. Kami minta kepada Bupati Rohil bersama DPRD tolong ditindaklanjuti hal seperti itu,” harap Jasmadi.

 

Sementara itu, Direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi, Tribuana Tungga Dewi mengatakan bahwa dari hasil rontgen yang bersangkutan mengalami retak tulang dan sudah diobati. “Cuma retak garis kecil gitu aja. Lagi pula retak kan tidak bisa diapain dan sudah kami pasang pembalut,” katanya.

Menanggapi tidak datangnya dokter tersebut, Tri menegaskan bahwa kala itu dokter spesialis sedang baru selesai melakukan tiga operasi. “Bukan karena keterbatasan dokter, karena ada tingkatannya mana yang emergency mana yang nggak. Kan ada tingkatan-tingkatannya lho. Kecuali kasusnya emergency apakah itu tulangnya menonjol, bergeser atau lainnya itu wajar orangtuanya ngamuk,” sebut dia.

 

Ia menilai ada batasan-batasan yang memang harus ditangani oleh dokter spesialis. “Kalau kasus seperti patah tulang terbuka baru kami jemput dokter itu, nyatanya mereka mau. Tapi kalau retak secara logika mau diapain selain diplaster dan kasi obat,” tandasnya.(dr)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index