Mendikbud: Saya Lihat Gejala Memudarnya Rasa Hormat Murid pada Guru

Mendikbud: Saya Lihat Gejala Memudarnya Rasa Hormat Murid pada Guru
NASIONAL (RA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, melakukan kunjungan kerja ke provinsi Lampung, Sabtu (19/11). Mendikbud mengunjungi beberapa sekolah di kota Metro yang dikenal sebagai Kota Pendidikan itu sebelum akhirnya hadir di kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Metro untuk memberi Tausyiah Kebangsaan dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-107. 
 
Di aula SMKN 2 Metro, di depan ratusan guru, kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan se-provinsi Lampung, Mendikbud memberikan ceramah tentang empat prioritas kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebagai amanah Presiden Joko Widodo.
 
Sedangkan di UM Metro Mendikbud berbicara tentang tantangan kebangsaan yang menghadapi kebinekaan dan perlunya Muhammadiyah mengambil peran strategis untuk membangun dunia pendidikan.
 
Dalam dua kesempatan terpisah tersebut, Mendikbud menyerukan untuk kembali kepada karakter bangsa, yakni gotong royong dan budaya saling menghormati. 
 
Empat prioritas yang ditekankan Mendikbud dalam waktu-waktu terakhir ini yakni tentang tentang penguatan peran guru, revitalisasi SMK, distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan penguatan pendidikan karakter.
 
"Sertifikasi guru tetap jalan, jangan percaya isu yang mengatakan pemerintah menghentikan tunjangan profesi guru. Yang ada adalah memperbaiki kualitas guru, apalagi untuk yang sudah tersertifikasi," tegas Mendikbud seperti yang dikutip merdeka.com.
 
Guru, kata Mendikbud, memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter anak-anak didiknya, selain keluarga dan masyarakat. Di tangan guru-lah kurikulum yang sebenarnya ditumpukan. Namun disayangkan problematika yang dihadapi guru nampaknya semakin berat. Beban guru menghadapi perubahan zaman yang berpengaruh pada perilaku anak-anak perlu dihadapi dengan pendekatan tersediri, yakni pendidikan karakter yang baik. 
 
"Saya melihat ada gejala memudarnya marwah dan wibawa para guru, memudarnya rasa hormat kepada guru dari pihak murid. Hal ini tidak boleh berlangsung terus tanpa ada upaya untuk mengembalikannya. Gejala tersebut hanya semakin meneguhkan keyakinan saya bahwa pendidikan karakter harus betul-betul dijadikan landasan pendidikan kita terutama pada jenjang pendidikan dasar," kata Mendikbud. 
 
Lebih lanjut, Mendikbud menyerukan agar semua pihak secara gotong royong terlibat dalam pendidikan, terutama untuk membangun landasan karakter pada pendidikan dasar. Di satu sisi, guru sebagai pilar utama harus bekerja lebih keras lagi, di sisi lain kita harus kembali mengangkat marwah guru dengan menghormati mereka. 
 
"Saya menyerukan kepada semua pihak untuk kembali menghormati guru, sebab tidak ada orang sukses tanpa sentuhan seorang guru," seru Mendikbud yang mengaku berasal dari keluarga guru. Seperti diketahui ayah Muhadjir adalah seorang guru yang juga kepala SD, demikian pula kakak-kakaknya.
 
Sementara itu, di hadapan ribuan pimpinan dan warga Muhammadiyah di UM Metro, Muhadjir, kembali menegaskan pentingnya membangun kebersamaan, gotong royong. Sebagai negara besar yang keragamannya tiada duanya di dunia, kata Mendikbud, Indonesia tidak mungkin dibangun sendiri oleh satu-dua kelompok saja. Untuk itu Muhammadiyah harus membangun sinergi dan terbuka untuk bekerjasama dengan pihak lain. 
 
"Ini telah menjadi karakter Muhammadiyah sejak awal, yakni inklusif, dapat menerima dan bekerja sama dengan siapa saja. Sejak dulu sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa menerima murid-murid dari kalangan NU, Nasrani, Katolik, dan lain sebagainya. Ini sangat baik untuk membiasakan anak-anak kita hidup dalam perbedaan dan membangun karakter nasionalis," tutur mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
 
Mendikbud mengutip visi Trisakti Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Kemdikbud memiliki tugas berat terutama pada point ke tiga, yakni berkepribadian dalam kebudayaan. "Memperhatikan kasus-kasus memprihatinkan yang beredar di media sosial akhir-akhir ini, saya berpandangan bahwa karakter gotong royong dan rasa hormat kita kepada guru dan orang tua mendesak kita bangun kembali," ungkap Mendikbud.
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index