Dewan Sayangkan, PMI Pekanbaru Tetap Minta Uang Kepada Warga yang Beri Darah Pengganti

Dewan Sayangkan, PMI Pekanbaru Tetap Minta Uang Kepada Warga yang Beri Darah Pengganti
ilustrasi

PEKANBARU (RA)  - Meskipun masyarakat telah membawa pendonor untuk mengganti darah yang diambil dari PMI Pekanbaru, tetapi tetap saja PMI meminta warga untuk membayar dengan dalih untuk pengolahan darah karena pembiayannya tidak ditanggung pemerintah.

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Sigit Yowono ST, menyayangkan sikap PMI Pekanbaru yang terkesan memberatkan masyarakat.

"Seharusnya PMI tidak meminta kutipan uang, karena sudah ada pengganti, terkecuali tidak ada pendonor pengganti. Kalau alasan tidak dibantu dari Pemerintah, seharusnya PMI mengajukan anggaran ke DPRD, apalagi di Pekanbaru bank darah dipegang oleh PMI," tutur Sigit, Senin (24/10) kepada wartawan.

Politisi Partai Demokrat ini menyebut tidak habis fikir jika masyarakat yang membutuhkan darah untuk pengobatan malah makin diberatkan. Sigit berharap dalam waktu dekat ada komunikasi antara Pemerintah dan PMI kota Pekanbaru, terlebih ketua PMI merupakan Sekretaris Kota Pekanbaru yakni M Noer.

"Kita minta dari PMI untuk meringankan beban masyarakat dan membicarakan mengenai biaya pengolahan darah atau semacamnya ke pemerintah kalau mereka tidak punya anggaran. Kalau juga tidak ada titik temu segera laporkan ke DPRD," pungkasnya.

Untuk diketahui, sebelumnya DPRD menerima keluhan dari seorang warga Kota Pekanbaru, Titin, yang mana ia mendatangi PMI Pekanbaru guna mencari pasokan darah untuk suaminya. Namun meskipun ia sudah membawa 10 orang saudaranya untuk diambil darahnya sebagai darah pengganti, namun ia tetap harus membayar uang sebesar Rp 720 ribu.

"Padahal saya cuma butuh dua kantong, dan saya ganti dengan 10 orang saudara saya untuk diambil darahnya sebagai pengganti, tapi pas di kasir malah diminta lagi tagihan yang disebutkan untuk pengolahan darah," ucapnya

Titin pun mempertanyakan prosedur sebenarnya pengambilan darah oleh PMI, padahal diketahui banyaknya instansi atau kegiatan donor darah disumbangkan ke PMI, namun di PMI begitu ada masyarakaat yang membutuhkan darah mereka harus membayar.

"Anehkan, jadi sumbangan warga selama ini lewat donor darah ternyata diperjual belikan oleh PMI," cetusnya. (DWI)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index