Hadapi Persaingan MEA, Bengkulu Petakan Produk Ekspor Unggulan Daerah

Hadapi Persaingan MEA, Bengkulu Petakan Produk Ekspor Unggulan Daerah
Masyarakat Ekonomi Asean.
NASIONAL (RA) - Bengkulu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan UKM Bengkulu, telah melakukan pemetaan produk ekspor unggulan daerah guna menghadapi persaingan ketat dengan pemberlakukan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
 
"Sekarang kita tengah melakukan pemetaan produk ekspor unggulan daerah guna menghadapi persaingan ketat pasar global dan MEA dengan mengundang para pelaku UKM dan UMKM di Bengkulu," kata Kepala Disperindag dan UKM Bengkulu, Ismet Lakoni, di Bengkulu, Rabu (28/9).
 
Ia mengatakan, pemetaan produksi ekspor Bengkulu ini melibatkan para eksportir yang tergabung dalam Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah ini.
 
Hal ini dilakukan karena Provinsi Bengkulu, sampai sekarang belum memiliki produk unggulan daerah yang dituangkan dalam keputusan para bupati dan wali kota di daerah ini.
 
Selama ini, produk yang diekspor Bengkulu ke sejumlah negara di Asia, Amerika Serikat (AS), dan Eropa hanya berupa batu bara, cangkang sawit dan CPO saja. Sedangkan hasil kerajinan dan kuliner daerah belum ada sama sekali.
 
Karena itu, dengan adanya pemetaan produk unggal daerah ini, maka ke depan komoditas yang dapat diekspor Bengkulu tidak hanya batu bara, cangkang sawit, dan CPO saja, tapi ada produk unggulan daerah yang berasal dari sejumlah kabupaten dan kota di daerah ini.
 
Dengan demikian, jenis komoditas non migas Bengkulu, yang diekspor ke sejumlah negara di Asia, AS dan Eropa akan bertambah dari yang ada sekarang, sehingga devisa didapat Bengkulu ke depan akan lebih besar lagi dari sekarang, katanya.
 
Ismet mengakui sampai sekarang Bengkulu, belum memiliki produk unggulan daerah yang dapat diekspor selain komoditas batu bara, CPO, dan cangkang sawit. Padahal, sejak diberlakukan MEA peluang untuk mengekspor produk unggulan daerah terbuka lebar.
 
Karena itu, pihaknya menggelar pertemuan dengan para pelaku UKM dan UMKM dari 10 kabupaten dan kota di Bengkulu. "Kita berharap dari pertemuan ini dapat memetakan produk unggulan daerah yang bisa diekspor ke depan," ujarnya.
 
Selanjutnya setelah ada produk unggulan daerah yang dapat diekspor, maka Disperindag Bengkulu melakukan promosi produk tersebut melalui media cetak, elektronik dan medsos, sehingga dapat dikenal di mancanegara.
 
"Jika produk unggulan daerah Bengkulu banyak dikenal orang, maka akan bermunculan pesanan dari para konsumen dari luar negeri, termasuk di kawasan Asia, Eropa dan AS." ujarnya.
 
Untuk mewujudkan produk unggulan daerah sebagai komoditas ekspor non migas Bengkulu, diperlukan komitmen dan sinergitas secara bersama seluruh stakeholder yang ada di daerah ini.
 
Sebab, jika hanya mengandalkan peran Pemprov Bengkulu saja, tanpa ada kerja sama dan dukungan pemkab dan pemkot di daerah ini, termasuk pelaku usaha dan pariwisata maka harapan tersebut tidak dapat terealisasi dengan baik.
 
"Jadi, untuk mewujudkan produk unggulan daerah dapat diekspor diperlukan sinergitas dari pemda dan pelaku usaha serta pariwisata di Bengkulu, seperti Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) setempat," ujarnya. (beritasatu.com)
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index