Laut Natuna Akan Dipenuhi dengan Nelayan RI

Laut Natuna Akan Dipenuhi dengan Nelayan RI
Ilustrasi Nelayan
EKONOMI (RA) - Perairan Natuna menyimpan potensi perikanan yang sangat besar. Kekayaan itu membuat nelayan dari berbagai sering mencuri ikan di wilayah ini. Perairan Natuna juga termasuk dalam 9 garis batas di Laut Cina Selatan yang diklaim China sebagai wilayahnya.
 
Kepada detikFinance, Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarif Widjaja, dipampingi Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo, menjelaskan rencana pemerintah untuk menegakan kedaulatan Indonesia di Laut Natuna pada Rabu (24/8/2016).
 
Berapa besar potensi perikanan di Laut Natuna?
Jadi stok di sana itu di Natuna, potensi stoknya itu 1,1 juta ton per tahun. Mayoritas adalah tongkol, rajungan, dan ikan kembung. Kemudian dari 1,1 juta ton itu kita targetkan bisa diambil 40% jadi sekitar 400 ribu ton/tahun. Posisi saat ini baru dieksploitasi sekitar 47.000 ton, masih sangat rendah, nggak sampai 4% . Nah, jumlah kapal di sana sekitar 2.000 kapal, kapalnya itu antara 1 sampai 3 GT, jadi mereka hanya di pesisir.
 
Apa saja yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil tangkapan dari sana?
Tahun ini KKP akan membantu mereka (nelayan lokal) sekitar 200 kapal, jadi nelayan lokal akan dibantu dengan 200 kapal antara ukuran 5-10 GT. Sehingga dengan begitu kita harapkan nelayan-nelayan ini bisa transformasi dari biasanya 1 GT ke 5 GT.
 
Lalu yang kedua, itu nelayan nelayan yang dipindahkan dari Pantura, yang dulu itu eks cantrang itu pertama kali sekitar 400 kapal kita pindahkan ke sana, mereka bukan transmigran, tapi hanya berpindah operasinya. Karena itu, sekarang kita jemput bola, nelayan yang di sana kita latih kemudian yang di Pantura kita buat gerai perizinan pendaftaran ulang.
 
Dari bantuan 200 kapal untuk nelayan lokal dan pengiriman 400 nelayan dari Pantura itu, produksi bisa meningkat jadi berapa?
Kita menargetkan sampai 400.000 ton, kita lihat dulu soalnya ini kan bertahap ya, ada masa belajar, tentunya tidak langsung 400.000 ton. Tapi pada akhir nanti kita berharap 400.000 ton bisa tercapai dari Natuna saja.
 
Lalu bagaimana agar perairan Natuna ini tidak lagi 'dikuasai' oleh nelayan-nelayan asing?
Yang pertama jangan sampai lautnya kosong, itu prinsipnya kalau kita ingin membangun pertahanan di laut dengan cara kita dorong nelayan kita ke sana. Jadi biarlah laut itu penuh dengan nelayan kita.
 
Lalu yang kedua, kita punya Kelompok Pengawasan Masyarakat, kita akan bentuk Kopasmas, akan kita perkuat di daerah sana. Dengan cara kita ajari mereka mengenali mana kapal asing dan mana kapal lokal. Jadi kata kuncinya menurut saya, marilah kita dorong nelayan kita untuk bermain di wilayah perbatasan kita. Jangan sampai kosong karena itu akan membuka peluang pihak lain untuk menangkap ikan di wilayah kita.
 
Selain Natuna daerah mana lagi yang potensi perikanannya bagus, tapi saat ini lebih banyak dijarah nelayan asing, sehingga perlu kita kembangkan seperti halnya Natuna?
Ada 15 pulau, seperti Mentawai , Simelue , Nunukan, Sangi, Talaud, Tual, Timika, Merauke, Moa, Rotendao, Natuna, itu contohnya.
 
Dari sisi hilir, bagaimana rencana pengembangan industri perikanan di Natuna?
Kalau dari sisi hilir, kita akan membangun cold storage kapasitas 200 ton, dilengkapi dengan airbus freezer, kita lengkapi dengan truk pengangkut. Kemudian kita harapkan Desember ini sudah dicoba, kemudian Januari kita berhitung. Karena industri ini identik dengan ikan tertentu, kita target untuk operational pertama 20 ton per hari untuk ikan kecil.
 
Saat ini kita sedang mempersiapkan operasional semua kapal tadi masuk ke Selat Lampa. Mudah-mudahan pertengahan September kontruksi sudah mulai dan dalam waktu tiga bulan selesai. Harapannya Desember dan Januari kawan-kawan di proses hulunya dari armada kapalnya sudah mulai masuk.(detik.com) 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index