Geng Motor di Pekanbaru, Cincang Jari Korban dengan Samurai

Geng Motor di Pekanbaru, Cincang Jari Korban dengan Samurai
illustrasi (int)

PEKANBARU (RA) - Ahad (30/9) dini hari hanya berbeda jam dengan aparat kepolisian melakukan razia geng motor ‘’memangsa’’ tiga orang pengendara motor. Tiga orang itu dibacok menggunakan samurai sehingga mengalami luka parah di bagian kepala, badan, dan bahkan tiga jari tangan pun putus ditebas senjata tajam.

Hingga pukul 23.00 WIB, Ahad (30/9) malam tadi, pantauan di lapangan, gerombolan geng motor masih berkumpul di sekitar Stadion Utama Riau sambil menenteng senjata tajam, balok kayu, dan besi yang diduga hendak mencari sasaran lagi. Dengan jumlah puluhan kendaraan, mereka tampak bergerak dari Jalan Melati menuju Jalan Garuda Sakti dan berhenti di SPBU Jalan HR Subrantas, di dekat Pesantren Babussalam.

Salah seorang korban, Febriandi (20), kondisi sangat mengenaskan. Nyaris seperti koma. Pemuda yang beralamat di Jalan Kualu itu dirawat diruang IGD RSUD Arifin Ahmad, malam tadi. Pada kepala, tangan dan kaki terpasang perban. Bagian-bagian ini mengalami luka akibat sabetan senjata tajam. Jari telunjuk dan jari tengah bagian tangan kirinya putus, sementara di tangan kanan, jari kelingkingnya juga bernasib serupa. Abang korban, Nasrianto (26), sangat menyesalkan peristiwa naas yang menimpa adiknya ini. Jika tak menjadi korban, sang adik Ahad pagi harusnya mengantarkan ibu mereka ke pasar.

‘’Tahunya seperti ini. Saya dapat informasi pukul 03.30 WIB,’’ ujar Nasrianto. Saat itu, ia diberitahu bahwa adiknya dirawat di Eka Hospital. ‘’Saya datang ke sana, setelah itu ke Polsek. Saya temui motornya di sana. Saya juga ditunjukkan jari telunjuk tangan kirinya yang putus di dalam kantong,’’ tuturnya.

Dengan kondisi sang adik yang luka dan terancam mengalami cacat seumur hidup, Nasrianto berharap pelaku dapat ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku. ‘’Semoga pelakunya dapat tertangkap,’’ harapnya.

Korban kedua, Ivan (21) yang juga warga Jalan Simpang Kualu juga menderita luka bacokan pada bagian kepala dan salah satu jarinya juga putus. Febriandi dan Ivan, saat kejadian sedang berkendara berdua menggunakan sepeda motor Honda Beat. Saat di depan Purna MTQ, tengah malam, tiba-tiba diberhentikan oleh kelompok geng motor. Mereka ditanya apakah mereka anak Kualu.

‘’Kalian anak Kualu?’’ tanya salah seorang anggota geng motor. Ketika mengiyakan pertanyaan itu mereka lalu dianiaya. ‘’Setelah kami jawab, kami langsung dibacok,’’ ujar Ivan. Setelah dianiaya, keduanya lalu dilarikan ke rumah sakit. Ivan dirawat di RS Bhayangkara dan Febriandi di RS Eka Hospital untuk mendapatkan perawatan.

Korban ketiga dialami Dani (21), warga Jalan Garuda Sakti dan terjadi di terminal AKAP. Saat di AKAP, terjadi keributan yang dilakukan geng motor sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu datang sekelompok geng motor menyerang sekelompok pemuda yang sedang nongkrong-nongkrong menonton balap liar.

Di sinilah Dani langsung diserang begitu penonton balap liar yang ada di sana lari berhamburan. Akibat penyerangan ini, Dani menderita luka bacokan samurai di bagian kepalanya. ‘’Dia ditanya dulu, apakah dia anak Kualu, begitu dijawab dia langsung dibacok pakai samurai,’’ ujar rekan korban, Boy Purba (20) saat ditemui di RS Bhayangkara.  

Pantauan di lapangan pada dini hari, gerombolan geng motor ini tampak melintasi Jalan Sudirman menuju Purna MTQ sekitar pukul 02.30 WIB. Dengan kecepatan tinggi, ratusan orang yang ada dalam gerombolan ini tampak beringas dan membawa berbagai senjata seperti balok kayu, besi dan samurai. Selang 15 menit kemudian, gerombolan ini kembali melintas, namun kali ini dari arah Bandara Sultan Syarif Kasim II menuju ke kota.

Dari informasi yang dihimpun, gerombolan geng motor ini berkeliaran membabi-buta karena ada permasalahan di antara geng motor yang ada. Beberapa tempat yang diketahui menjadi lokasi terjadinya aksi kekerasan oleh kelompok geng motor ini adalah Jalan Diponegoro depan MAN 2 Model, di depan Purna MTQ Jalan Sudirman, dan Terminal AKAP.

Salah satunya seperti yang dituturkan Jasman, seorang satpam yang melihat keributan yang terjadi di depan Purna MTQ. ‘’Sekitar pukul 03.00 WIB. Mereka ada sekitar 200-an orang. Pengendara yang lewat dilempari pakai balok, setelah jatuh, dibacok,’’ kata Jasman.

Ia menjelaskan, saat itu ia tengah keluar mencari makan, dan melihat ratusan orang yang menggunakan sepeda motor seperti mencari-cari lawan. ‘’Mereka itu dari XTC. Saya dengar dari percakapan di antara mereka, yang dicari itu Astek. Jadi kalau ada yang lewat dan dikira lawannya, dikejar dan dianiaya,’’ lanjutnya.

Jasman beserta adiknya yang berkendara saat itu juga nyaris jadi korban. Anggota geng motor yang tidak senang melihat ia menolong dan menyuruh pergi salah seorang korban yang dibacok, melemparinya dengan balok besi. ‘’Melayang di depan kepala saya baloknya,’’ imbuhnya.

Setelah berhasil lari dari kejaran geng motor ini, Jasman beserta sang adik langsung bergegas ke Polda Riau untuk melaporkan apa yang dilihatnya. ‘’Kami ke Polda, dari Polda disuruh melapor ke Polresta,’’ lanjutnya lagi.

Diduga, ratusan geng motor ini menyisir beberapa jalan protokol yang ada di Pekanbaru untuk mencari pihak yang dianggap musuh. Terpantau, keresahan ini sudah tampak sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, warga sudah ada yang melihat kelompok geng motor berkonvoi membawa berbagai senjata. Sekitar pukul 01.30 WIB, kelompok ini juga tampak di Jalan Kaharuddin Nasution. (rpc)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index