Pemkab Rohul Terapkan Perubahan Jadwal ASN

Pemkab Rohul Terapkan Perubahan Jadwal ASN
suparman

RIAUAKTUAL.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu (Rohul) segera akan memberlakukan perubahan jadwal pemakaian pakaian Dinas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah nya.

Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang perubahan ketiga Permendagri Nomor 60 tahun 2007.

Dari Informasi yang diperoleh, jadwal seragam pakaian ASN dan honorer di lingkungan Pemkab Rokan Hulu yakni Senin tetap menggunakan pakaian dinas harian (PDH) warna kuning kheki.

Selasa, pegawai menggunakan pakaian batik, yang sebelumnya PDH warna kuning kheki. Hari Rabu pegawai menggunakan PDH kemeja putih, celana/rok hitam atau gelap. Sedangkan Kamis, pegawai berpakaian olahraga. Dan Jumat, pegawai menggunakan baju Melayu lengkap yang sebelumnya menggunakan pakain jubah putih.

Bupati Rokan Hulu H Suparman S Sos MSi membenarkan informasi adanya perubahan jadwal pakaian seragam bagi aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Rohul.

“Perubahan jadwal pakaian seragam ASN tersebut mulai diberlakukan pada hari ini. Sebelum mengambil kebijakan terhadap perubahan jadwal pakaian seragam ASN di lingkungan Pemkab Rohul, saya telah melakukan diskusi dan meminta masukan dari Wabup Rohul H Sukiman, Sekda Rohul Ir Damri Harun dan Kepala SKPD Rohul,” ungkap Suparman.

Mengenai pakaian melayu lengkap, merupakan ciri khas daerah Rokan Hulu yang merupakan bagian dari Provinsi Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu. Ini menitikberatkan, Rokan Hulu harus mendukung Provinsi Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu.

“Kita tidak melarang aparatur berpakaian lama dan mengharuskan pakaian lama itu untuk dipakai, seperti pakaian jubah. Itukan budaya arab. Sebetulnya tidak ada kaitannya dengan agama dalam sebuah pakain. Untuk beribadah bagi agama Islam, hanya menutup aurat,” ujar Bupati Rohul Suparman.

Suparman mengakui, memang simbol-simbol Islam selalu identik dengan budaya Arab, tapi banyak budaya Arab yang tidak sesuai dengan kondisi daerah Rokan Hulu. “Untuk memahami konsep ini, kita telah berkonsultasi dan meminta masukan dari berbagai pihak, maka diambil sebuah keputusan,” tegasnya.

Laporan : LIM

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index