Filipina Tes DNA Terhadap Korban Pemenggalan Abu Sayyaf

Filipina Tes DNA Terhadap Korban Pemenggalan Abu Sayyaf
kelompok Abu Sayyaf

NASIONAL (RA) -  Potongan kepala seorang laki-laki kulit putih ditemukan di Filipina bagian selatan dan tes DNA akan dilakukan untuk menentukan apakah potongan itu milik seorang seorang dari tiga sandera Barat yang diancam akan dipenggal oleh kelompok ekstrimis Muslim Abu Sayyaf yang menuntut pembayaran uang tebusan.  

Kepala Polisi Jolo Junpikar Sitin mengatakan, dua laki-laki yang mengendarai sepeda motor meninggalkan potongan kepala dalam kantung plastik itu di sebuah jalan, di kota Jolo – propinsi Sulu, dan kemudian melarikan diri.

Militan Abu Sayaf telah mengancam akan memenggal salah seorang dari tiga laki-laki – dua warga Kanada dan seorang warga Norwegia – yang diculik bulan September lalu dari sebuah pelabuhan kapal pesiar di Pulau Samal di Filipina selatan, jika sejumlah besar uang tebusan tidak dibayar hingga hari Senin (25/04/2016) pukul tiga sore.

Pejabat-pejabat militer mengatakan Kedutaan Besar Kanada dan Norwegia telah diberitahu tentang penemuan potongan kepala itu dan langkah-langkah akan diambil untuk mengetahui identitas korban.

Wali Kota Jolo Hussin Amin mengutuk pemenggalan itu dan menyalahkan militan Abu Sayyaf yang telah terlibat dalam sejumlah penculikan, pemenggalan kepala dan peledakan bom.

Militer Filipina mengatakan pasukan telah dikirim untuk menyelamatkan warga yang diculik, termasuk seorang perempuan Filipina yang diculik bersama ketiga warga asing tadi, ketika tenggat pembayaran uang tebusan berakhir.

Kelompok militan itu dilaporkan menuntut uang tebusan sebesar 300 juta peso atau sekitar 6,5 juta dolar atas setiap warga asing yang diculik, berkurang dibanding tuntutan mereka sebelumnya.

Para sandera diyakini telah dibawa ke Pulau Jolo di Sulu, sebuah propinsi yang penuh hutan dimana militan diperkirakan menahan sejumlah ABK, termasuk 14 warga Indonesia dan empat warga Malaysia yang diculik dengan todongan senjata dari tiga kapal tunda mulai awal bulan lalu.

“Upaya maksimum sedang dilakukan untuk menyelamatkan mereka”, ujar polisi dan militer dalam pernyataan bersama, tanpa merinci operasi penyelamatan yang diperintahkan oleh Presiden Benigno Aquino III itu. Ditambahkan, bahwa sekitar 400 militan Abu Sayyaf terlibat dalam penculikan itu, seperti yang dari laman voaindonesia.co

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index