Menggali PAD Dari Lingkungan Hidup

Selasa, 24 April 2018

BENGKALIS - Selama   ini  sektor   lingkungan   hidup   dinilai   belum  memberikan   kontribusi  besar  pada pendapatan  asli  daerah (PAD).   Padahal   ada   beberapa   sektor   yang   dapat   dijadikan pendapatan daerah khususnya dari sektor retribusi yang selama ini belum tergali dan dikelola secara maksimal.
    
Untuk mendatangkan PAD dari retribusi, tentunya harus memiliki dasar hukum atau legal formal bagi stake holder di sektor tersebut, melalui produk hukum daerah yang bernama Peraturan Daerah (Perda). Dalam pelaksanaan serta tekhnisnya di lapangan diperkuat dengan   Peraturan   Bupati   (Perbup)   sebagai   landasan   dalam   bekerja   terutama mendapatkan PAD dari retribusi sektor lingkungan hidup.
    
Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) yang bernama Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) yang sudah diserahkan ke DPRD sejak bulan Mei tahun 2017 dan   disahkan  menjadi  Peraturan  Daerah   (Perda)  pada  tanggal  03  April   2018  melalui Rapat   Paripurna   DPRD   Bengkalis.   Sebelum   disahkan   menjadi   Perda,   pembahasan Ranperda dilakukan oleh DPRD melalui Panitia Khusus (Pansus) yang ditetapkan melalui Rapat Paripurna DPRD Bengkalis.
    

Indrawan Sukmana  ST

Adapun ketua Pansus Ranperda PPLH  diketuai oleh Indrawan Sukmana  ST dari Partai Gerindra dengan Wakil Ketua Syahrial ST (Partai Golkar). Sedangkan anggota Pansus terdiri dari H.Asmara (Partai Golkar), Hendri Sag (Partai Golkar), H.Zamzami SH (Partai Amanat   Nasional),   Fakhrul   Nizam   ST   (Partai   Amanat   Nasional),   Syaiful   Ardi   (Partai Amanat Nasional), Sofyan S.PdI (PDI.Perjuangan), Daud Gultom M.Th (PDI.Perjuangan), Zamzami Harun ST (Partai Gerindra), Dr.H.Fidel Fuadi (Partai Keadilan Sejahtera), H.Abi Bahrun   SSi   (Partai   Keadilan   Sejahtera),  Nurazmi   Hasyim   ST   (Partai   Demokrat),   Irmi Syakip   Arsalan  S.Sos  (Partai   Kebangkitan   bangsa),  H.Mawardi  (Partai  Bulan   Bintang) dan Fransisca (Partai Nasdem).
    
Dalam   perjalanannya,   Pansus   Ranperda   PPLH   terus   melakukan   pendalaman  serta menggali   berbagai   hal   yang   menyangkut   dengan   pengendalian   maupun  tatakelola lingkungan hidup. Diantara kegiatan yang dilakukan Pansus dalam membahas Ranperda PPLH   adalah   melakukan   konsultasi   serta   kunjungan   ke   beberapa   tempat   yang berkompeten soal lingkungan hidup.
    
Kegiatan   yang   dilaksanakan   antara   lain,   melaksanakan   konsultasi   ke   Kementerian Lingkungan Hidup  dan Kehutanan  (KLHK) di Jakarta  pada tanggal  07 sampai  10 Juni 2017. Selanjutnya berkonsultasi ke Biro Hukum dan HAM  Sekretariat Daerah Provinsi Riau tanggal 14-16 Juni 2017, melakukan kunjungan kerja ke Dinas Lingkungan Hidup Kota   Batam   Provinsi   Kepulauan   Riau   tanggal   05-08   Juli   2017.   Selain   itu   Pansus Ranperda PPLH juga melaksanakan Rapat kerja beberapa kali dengan mitra kerja Pansus Ranperda   PPLH,   khususnya   Dinas   Lingkungan   Hidup   (DLH)   kabupaten   Bengkalis, maupun Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di Bengkalis.
    
Ketua   Pansus   Ranperda   PPLH   Indrawan   Sukmana   memaparkan   bahwa   Pansus merekomendasikan enam item  yang harus dilaksanakan   oleh   pihak   eksekutif,  setelah Ranperda  PPLH  ditetapkan   menjadi   Perda.   Keenam  item   tersebut   adalah  (1)   Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) ditetapkan sebagai Pejabat Fungsional oleh Bupati Bengkalis, (2) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Retribusi Pembuangan Air Limbah   dan   Laboratorium,   (3)   Retribusi   Izin   Lingkungan,   (4)   CSR   Lingkungan   dan keterlibatan stakeholder, (5) Anggaran berbasis lingkungan dan (6) Untuk pelaksanaan  tekhnis, akan diatur di dalam Peraturan Bupati (PERBUP).
    
Dalam   Perda   PPLH,  sambung Indrawan,   Pansus   meminta   kepada   Pemerintah   Daerah dalam hal ini Bupati Bengkalis untuk tidak memindahkan Pejabat Fungsional Lingkungan Hidup   (PPLH),   karena   PPLH   tersebut   telah mengikuti   pelatihan   Khusus   tentang Lingkungan Hidup. Kemudian Pansus juga menyarankan kepada Organisasi Pemerintah Daerah   (OPD)   terkait,   supaya   mensosialisasikan   Perda   PPLH   kepada   perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah kabupaten Bengkalis.
    
“Dari Perda PPLH yang telah disahkan, ada enam rekomendasi, kemudian dua saran dan kesimpulan   yang   harus   segera   ditindaklanjuti   oleh   Pemerintah   Daerah.   Dalam pelaksanaan   tekhnis   nantinya   berada   di   Dinas   Lingkungan   Hidup   (DLH)   Kabupaten Bengkalis,   Badan   Pendapatan   Daerah   (BPD)   terkait   retribusi   yang   bermuara   kepada Pendapatan   Asli   Daerah   (PAD)   serta   OPD   lainnya,”ungkap   Politisi   Partai   Gerindra tersebut.
    
Disambung   Indrawan,   dalam   Perda   tersebut   memuat   sejumlah   hal   diantaranya perencanaan dan pemanfaatan lingkungan hidup daerah, pengendalian dan kerusakan lingkungan   hidup,   adaptasi   dan   mitigasi   perubahan   iklim,   perizinan   lingkungan,  pengawasan,   koordinasi,   kerjasama   dan   kemitraan,   peran   serta   masyarakat,  sanksi, adiministratif,   larangan,   penyelesaian   sengketa   lingkungan   hidup   serta   ketentuan pidana.
    
“Dalam Perda PPLH juga diatur tentang tatacara mendapatkan retribusi dari  perizinan lingkungan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku yang ditetapkan melalui Peraturan   Bupati   (PERBUP).   Ada   peluang   dari   Perda   PPLH   untuk   menggali   PAD   dari sektor retribusi, tinggal lagi keseriusan dari OPD terkait menjalankan Perda PPLH,”ujar  Indrawan.
    
Khusus mengenai perizinan lingkungan, dikemukakan Indrawan bahwa setiap rencana usaha   dan   atau   kegiatan   yang   wajib   AMDAL   atau   UKL-UPL   wajib   memiliki   izin lingkungan.   Izin   lingkungan   itu   sendiri   diterbitkan   berdasarkan   keputusan   kelayakan lingkungan   hidup   atau   persetujuan   rekomendasi   UKL-UPL.   Sedangkan   usaha   atau kegiatan   yang   tidak   wajib   dilengkapi   AMDAL   atau   UKL-UPL   wajib   membuat   surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
    
Untruk ketentuan lebih lanjut tentang penetapan jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL atau SPPL diatur dengan PERBUP. Izin lingkungan menjadi prasyarat   dalam   penerbitan   izin   usaha.   Dimana   dalam   hal   izin   usaha   atau   kegiatan diterbitkan   tanpa   dilengkapi   dengan   izin   lingkungan,   izin   usaha   atau   kegiatannya dinyatakan   batal   demi   hukum.   Untuk   masa   berlaku   izin   lingkungan   sama   dengan berlakunya izin usaha atau kegiatan sepanjang tidak terdapat perubahan kegiatan atau kegiatan.
    
“Disinilah ada peluang  menggali  pendapatan daerah,  karena  semua perusahaan yang terkait dengan lingkungan  harus memiliki izin usaha lingkungan. Tentu mereka harus membayar retribusi ataupun pajak dari usaha mereka tersebut,” tutup Indrawan.

 

Foto Doni Dwi Putra.

H.Arman AA SE 


Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Bengkalis H.Arman AA SE  menyambut  positif   telah   disahkannya   Perda   PPLH.   Ia   memberikan   apresiasi   atas kinerja  Pansus Ranperda   PPLH dalam   bekerja,  termasuk  menggali   berbagai hal  yang positif   terhadap   masalah   lingkungan   hidup   sebagai   bahan   acuan   bagi   OPD   dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
    
Diutarakan,   persoalan   lingkungan   hidup   adalah   hal   yang   menyangkut   satu   kesatuan dalam   ruang   dengan   semua   benda,   daya,   keadaan   dan   makhluk   hidup,   termasuk manusia   dan   prilakunya   yang   mempengaruhi   kelangsungan   perikehidupan   dan  kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
    
“Upaya  perlindungan   dan pengelolaan   lingkungan   hidup   adalah   upaya  sistematis   dan terpadu untuk melesetarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah pencemaran yang meliputi   perencanaan,   kebijaksanaan   penataan,   pemanfaatan,   pengendalian,  pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum,” terang Arman.
    
Disampaikan,   bahwa   pembangunan   nasional   maupun   pembangunan   daerah   adalah upaya   sadar   dan   terencana   yang   memadukan   aspek   lingkungan   hidup,   sosial   dan ekonomi  kedalam   strategi  pembangunan   untuk   menjamin   keutuhan  lingkungan  hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa mendatang.
    
Hal   lain   yang   tak   kalah   pentingnya   adalah   konservasi   sumber   daya   alam   untuk  pengelolaan sumber daya yang ada dengan menjamin pemanfaatannya scara bijaksana  serta   kesinambungan   ketersediannya   dengan   tetap   memelihara   dan   meningkatkan kualitas nilai serta keanekaannya.
    
“Juga soal pelsetarian lingkungan hidup sebagai rangkaian dari upaya untuk memelihara  kelangsungan   daya   dukung   dan   daya   tampung   lingkungan   hidup   dan   keseimbangan antara keduanya. Dalam Perda PPLH juga dimuat  point tentang pengelolaan sampah, limbah, limbah B3, daerah aliran sungai, udara ambien, sumber daya laut, sumber daya tanah, keberadaan mangrove maupun perubahan iklim,” jabar Arman.
    
Diakui,  Perda  PPLH  yang disahkan   cukup  banyak  hal   yang  diperlukan  termuat dalam item-item di Perda PPLH sehingga dalam pelaksanaan nantinya, sudah ada aturan baku tentang tugas dan fungsi masing-masing bidang di DLH Bengkalis. Dimana dalam point di Perda PPLH juga memuat tentang audit lingkungan hidup sebagai evaluasi, sengketa lingkungan hidup serta penyelesaiannya hingga organisasi lingkungan hidup.
    
Arman mengimbau kepada seluruh stakeholder terkait supaya saling bekerjasama dalam menjalankan   Perda   PPLH ini,   termasuk   partisipasi   perusahaan-perusahaan   serta masyarakat   luas,   khususnya   pegiat   di   bidang   lingkungan   hidup.   Perlu   dilakukan penguatan kelembagaan dalam hal pengendalian lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif.      
    
Juga yang mesti dilakukan termasuk peningkatan kualitas dan kompetensi sumberdaya manusia khususnya aparatur pemerintah. Termasuk penyediaan sarana dan prasarana opengendalian  lingkungan hidup   yang  memadai,   pengembangan  informasi,  tekhnologi tepat guna dan ramah lingkungan. Dan yang paling urgen adalah perluasan penguatan partisipasi masyarakat.
   
“Masalah   lingkungan   hidup   adalah   persoalan   semua   pihak,   sehingga   diperlukan kerjasama   dan   kemitraan dengan   berbagai   pihak   secara   efektif,   efisien   dan   saling menguntungkan.   Dan   pelaksanaan   penegakan   hukum   lingkungan   secara konsisten,” tukas Arman.
    
Disinggung   soal   PAD   dari   sektor   perizinan   lingkungan,   Kadis   DLH   optimis   dalam beberapa tahun kedepan akan terealisasi secara maksimal asalkan seluruh  pemangku kebijakan bersama dengan pelaksana tekhnis saling bekerjasama. Apalagi dalam Perda PPLH dimuat   item  tentang  prasyarat   mengenai  AMDAL,   izin  UKL-UPL  dan  hal tekhnis lainnya yang akan diatur dalam Peraturan Bupati (PERBUP).
    
“Saat ini kita menunggu turunnya  PERDA   PPLH   bersama   dengan PERBUP dari Bagian Hukum Sekretariat Daerah. Apabila sudah ada PERBUP yang mengatur secara tekhnis pelaksanaan PERDA PPLH, selaku OPD yang berkaitan langsung dengan PERDA tersebut tentu  kita  akan  langsung  bekerja.   Yang pertama  jelas  PERDA  bersaam  PERBUP akan dilakukan   sosialisasi   ke   berbagai   pihak,   perusahaan-perusahaan   diseluruh  kabupaten Bengkalis maupun   masyarakat   dan   staf   di   DLH   sendiri,”pungkas   Arman   mengakhiri. (ADVETORIAL DPRD KABUPATEN BENGKALIS)