Jangan Tekan PIN ATM dengan Satu Jari, Ini Alasannya

Sabtu, 17 Maret 2018

Sejumlah barang bukti kasus pemalsuan, pencurian data elektronik, dan tindak pidana pencucian uang ditampilkan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (18

Riauaktual.com -  Bali lagi-lagi menjadi sasaran kejahatan perbankan dengan modus skimming. Polda Bali dalam sepekan mengungkap dua kejahatan ini yang melibatkan warga negara Turki dan Rusia. Sebelumnya, kelompok Bulgaria dan Moldova ditangkap karena kejahatan serupa.

Pengungkapan pertama dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Bali pada Sabtu, 10 Maret 2018, setelah polisi menelusuri jejak para penjahat berdasarkan laporan salah satu bank pelat merah di Bali.

Penyelidikan dilakukan terhadap di salah satu gerai ATM di Denpasar. Hasil sementara yang didapat polisi saat itu, yakni adanya modifikasi di mesin ATM yang dicurigai tersebut.

"Setelah dicek penyidik menyimpulkan kejahatan skimming," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali AKBP Sugeng Sudarso dikutip dari Liputan6.com.

Polisi lalu mencari tahu siapa yang memasang alat tersebut melalui closed circuit television (CCTV). Butuh waktu dua minggu untuk mempelajari dan mencari tahu siapa yang memasang alat skimming di mesin ATM tersebut.

"Akhirnya ditemukan satu warga negara asing yang gelagatnya mencurigakan. Dia juga lama berada di dalam gerai ATM tersebut," kata Sugeng.

Polisi lalu mengumpulkan ciri-ciri yang dapat merujuk pada identitas tersangka. Gayung bersambut, tidak butuh waktu lama bagi polisi untuk mengetahui jejak pria yang diketahui dari Turki tersebut.

Polisi baru menangkap para tersangka ketika mereka tengah beraksi menguras rekening korbannya.

"Kami tangkap dua orang warga negara Turki, lalu dikembangkan dengan membawa ke hotel yang mereka tinggali di Nusadua," beber Sugeng.

Di hotel tersebut polisi menangkap seorang lagi komplotan Turki. Tugasnya adalah menyalin data nasabah yang sudah terekam kamera di penutup tombol angka ATM.

"Jadi, jangan memencet nomor PIN dengan satu jari, usahakan pakai lima jari bergantian memencet PIN, agar tidak mudah terbaca oleh pelaku skimming," imbau Sugeng.

Dari tangan tersangka, polisi menyita beberapa alat skimming dan kartu-kartu magnetik yang akan digunakan untuk menyalin data korban yang sudah direkam. Polisi juga menyita enam unit laptop dari tiga tersangka.

Laporan bank bahwa kelompok Turki ini telah menguras miliaran rupiah dari aksi kejahatanya. Namun, saat ditangkap, polisi mendapati uang tunai Rp 119 juta dari tangan tersangka.

"Ini sedang didalami kemana mereka larikan uangnya. Juga menelusuri aktivitas laptop mereka dan blank account," ujar Sugeng.

Kelompok Rusia

Rabu (14/3/2018), polisi menangkap dua warga negara Rusia yang diduga melakukan kejahatan perbankan dengan modus skimming.

"Bermula dari kasus penganiayaan di mana kami menemukan kartu ATM bodong dari dompet korban. Setelah diperiksa ternyata dia melakukan skimming," ujar Sugeng.

Polisi lalu mengembangkan dan menangkap rekan pelaku yang juga warga negara Rusia di sebuah hotel di Badung.

"Kami menemukan alat-alat skimming di kamar yang mereka tempati," ujar Sugeng.

 

Sumber : liputan6.com