Di Indonesia, Budaya Memengaruhi Kualitas Kesehatan Seseorang

Selasa, 06 Maret 2018

Riauaktual.com - Menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tentunya memiliki keanekaragaman kultur dan budaya. Anda akan menemukan di mana satu dataran berisi ratusan bahasa yang berbeda. Begitulah negara ini.

Bicara mengenai budaya, siapa sangka ternyata penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Litbangkes RI menemukan garis lurus antara kesehatan dan budaya masyarakat. Jadi, bagaimana budaya itu tumbuh berkembang di suatu wilayah akan menentukan bagaimana kesehatan Anda dan keluarga Anda.

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek memberikan cerita yang cukup konkrit mengenai masalah ini.

"Perlu Anda tahu, masih ada di beberapa wilayah, ketika si bayi sudah bisa mendapatkan makanan pendamping ASI tapi si bayi belum punya kemampuan mengunyah, maka si nenek yang akan mengunyah makanan tersebut yang kemudian memberikan makanan hasil kunyahannya ke cucunya," cerita Menkes saat Rakerkesnas 2018 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (6/3/2018).

Hal ini tentunya sangat buruk. Anda bisa membayangkan, tegas Menkes, bagaimana kondisi mulut si nenek yang mungkin sudah banyak sekali memiliki gigi bolong, penumpukan bakteri di beberapa sela gigi, atau masalah mulut lainnya. Yang kemudian dia secara tidak sadar menyebarkan bakteri dan kuman itu ke perut si bayi yang masih sangat rentan. Menyeramkan bukan?

Kemudian, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Dr. Siswanto, MPH, melanjutkan bahwa timnya pernah melakukan penelitian etnografi mengenai masalah budaya dan kesehatan manusia ini.

"Kesimpulan dari beberapa penelitian yang dilakukan terkait dengan penentuan keputusan yang dilakukan anggota keluarga. Siapa sangka, sampai sekarang, banyak di beberapa wilayah Indonesia, sang nenek menjadi penentu keputusan dalam merawat bayi," terang Siswanto.

Mengenai fakta ini, mungkin secara sederhana Anda akan berpikiran bahwa mau bagaimana pun ibu Anda atau nenek dari anak Anda lebih mengetahui kehidupan sebelum Anda dan karena itu Anda memutuhkan sarannya. Tapi, bagaimana pun jika sudah menjadi keluarga, maka keputusan tetap ada di anggota keluarga inti.

"Hal ini juga ternyata terkait dengan stunting yang masih banyak terjadi di Indonesia. Makanya, perlu adanya tindakan jelas seperti mengubah perilaku asupan makanan dengan kualitas yang cukup yang mana itu ditentukan oleh keluarga inti," sambung Siswanto.

Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Penegndalian Penyakit dr. Anung Sugihantono, M.Kes menambahkan perilaku masyarakat dan kultur sangat dekat kaitannya dengan persoalan kesehatan. Termasuk di dalamnya masalah gizi.

"Banyak kultur yang ada di masyarakat di mana pemilihan makanan diserahkan kepada ibu, tapi mereka yang mengonsumsi makanan itu banyak dilakukan sang ayah. Hal ini tentunya juga memengaruhi kualitas ibu dan calon anak mereka," tambah dr. Anung. (Wan)

 

Sumber: Okezone.com