Pria Gempal Ditemukan Tewas Tertelungkup di Halte Bus Kota Sudirman Pekanbaru

Kamis, 08 Februari 2018

Polisi melakukan olah TKP pada temuan mayat di halte bus di Pekanbaru, Kamis (8/2/2018). Foto IG

Riauaktual.com - Kamis (8/2/2018) sore, warga di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Senapelan, Pekanbaru, Riau, digegerkan temuan mayat laki-laki terlungkup di Halte Bus Kota.

Jasad pria gempal tersebut ditemukan sudah dalam kondisi membengkak atau sudah mengeluarkan bau tak sedap.

Sehingga, beberapa warga di tempat kejadian perkara (TKP) menutup hidung dengan bajunya.

Dari pantauan dilokasi, pria tersebut mengenakan baju cokelat kotak-kotak dan celana pendek merah.

Identitas pria tersebut diketahui bernama  Efendi Susanto (38) warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

Menurut salah satu keterangan warga, Lasmini, penemuan jasad korban berawal saat seorang warga yang hendak menunggu Bus Transmetro Pekanbaru.

"Tadi ada warga menunggu bus di halte melihat mayat. Lalu memberitahu warga lainnya dan melapor ke polisi," ujar Lasmini.

Dia mengaku kenal wajah dengan almarhum Efendi, karena sehari-hari sering duduk di halte tersebut.

"Sudah dua bulan tinggal di halte diduga diusir keluarganya, karena dirinya mengidap penyakit diabetes dan liver," kata Lasmini.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Senapelan Iptu Aaris Gunadi, mengatakan bahwa setelah dilakukan olah TKP, jasad pria tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

"Pihak keluarganya tidak bersedia diotopsi dan membuat surat keterangan. Sementara kita hanya melakukan visum luar," kata Aris.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kata dia, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan ditubuh pria tersebut.

"Korban diduga meninggal karena sakit," katanya.

Terpisah, Afrizal yang merupakan keluarga korban, mengaku kaget saat mendapatkan informasi bahwa Efendi meninggal dunia.

"Kaget saya setelah mendapat informasi dari teman," kata Afrizal.

Dia membantah bila selama ini menelantarkan Efendi. Bahkan sudah pernah dibujuk untuk pulang namun Efendi menolak.

"Dia tidak mau pulang. Dia mau langsung ke rumah sakit. Jadi kami antarkan nasi setiap hari ke halte," kata Afrizal. (IG)