Gubri Minta Rektor UNRI Segera Tuntaskan Bentrok Mahasiswa

Jumat, 06 Oktober 2017

Bentrokan mahasiswa UR yang terjadi di areal kampus, Kamis (5/10). Foto istimewa

Riauaktual.com - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sayangkan bentrok yang terjadi antara mahasiswa Fakultas Tekhnik dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Riau (UR) yang terjadi tadi malam. Orang nomor satu di Riau ini pun meminta pihak Rektor UR segera menuntaskannya.

"Rektorat harus menyelesaikan sampai tuntas," kata Gubernur Riau yang biasa disapa Andi Rachman, Jumat (6/10/17).

Andi mengibaratkan, Rektor UR sebagai orang tua yang berwenang menyelesaikan semua berkaitan dengan keluarga termasuk anak-anaknya. Andi percaya persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan bijak.

Namun mantan anggota DPR RI ini pun mengkhawatirkan jika persoalan ini berlarut-larut bahkan kembali terulang, akan mencoreng nama baik UR. Image buruk yang melekat dimasyarakat juga akan pasti berdampak pada masa depan kampus itu sendiri.

"Sebagai orang tua harus bisa menyelesaikan persoalan ini. Segera damaikan, jangan lagi terulang. Karena dapat merusak nama baik kampus," harap Andi.

Ketua alumni Universitas Riau (UR) yang juga Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau Ahmad Hijazi juga menyatakan kekecewannya atas bentrok yang terjadi antara mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) dan Teknik, kemarin menjelang magrib hingga larut malam.

Ahmad Hijazi bahkan menyatakan alasan bentrok yang melibatkan dua fakultas di kampus yang sama tersebut, terlalu naif. Lantaran konvoi berkendaraan oleh ratusan mahasiswa teknik lalu terjadi kesalahpahaman karena dianggap mengganggu ketenangan saat melewati Fisipol yang sedang menggelar wisuda.

"Sebagai Ketua alumni Universitas Riau sangat kecewa. Jadi bukan hanya prihatin lagi. Kalau hanya alasannya konvoi, habis wisuda lalu setelah itu bentrok, terlalu naif," kata Hijazi, Jumat (6/10/17).

Menurutnya, sebagai calon intelektual harusnya bisa berpikir jernih. Menyelesaikan persoalan harusnya di atas meja dengan intelektualitas. Kalau pun harus berdebat panjang, itu hal biasa sebagai seorang yang mencari jati diri.

"Kalau bentrok mendendam itu bukan mahasiswa. Harusnya masalah itu diselesaikan di atas meja. Berdebat, musyawarah menyelesaikan masalah," ujar Hijazi.

Lebih lanjut, Hijazi menyebut sebagai Ketua Almuni UR, dirinya memang belum ada berkomunikasi dengan pihak Rektorat membahas soal bentrok mahasiswa tersebut. Namun menurutnya hal itu lebih pada masalah internal kampus untuk menyelesaikannya.

"Saya belum ada beromuikasi, karena menurut saya, ini tugas Fakultas Teknik dan Fisipol. Saya juga takan mencampuri urusan internal Unri. Pesan saya kita tunjukanlah kepada masyarakat, bawa kita ini calon intelektual, jangan mudah diprovokasi. Kalau mudah diprovokasi, hilang lebel intelktual," ungkap Hijazi.‎

Seperti diberitakan sebelumnya, suasana Kampus Bina Krida Universitas Riau di Kawasan Panam Pekanbaru mencekam, pada Kamis (5/10/17) menjelang Maghrib sampai larut malam, akibat bentrok yang terjadi antara Fakultas Teknik dan Fisipol. Pemicunya terjadi bentrok ratusan mahasiswa diduga dari Fisipol. Dari informasi yang beredar, sejumlah massa sempat melakukan perusakan dengan memecah beberap kaca gedung di kampus tersebut.

Suasana di jalan utama masuk kampus ditutup sejak di belokan menuju Fisipol. Tidak semua orang boleh melewati barikade mahasiswa Fisipol, termasuk wartawan. Sejumlah polisi terlihat sudah berada di lokasi untuk mereda aksi adu otot dan amarah tersebut.

Dari pantau lapangan, terlihat mahasiswa bergerombol dengan saling mempersenjatai diri dengan kayu dan batu. Sesekali bentrok masih pecah, meskipun pihak aparat sudah berusaha menengai.

Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, bentrok bermula dari iring-iringan mahasiswa Teknik yang berjumlah ratusan dianggap mengganggu ketengan Kampus Fisipol karena konvoi berkeliling kampus bersepeda motor dengan mesin meraung-raung dan membunyikan klakson bersahutan.

Bentrok kemudian pecah setelah ada Mahasiswa Fisipol yang menegur mereka agar tak mengganggu ketenangan. Mahasiswa Fisipol yang menegur justru dimaki-maki dan diancam. Karena kalah jumlah, mahasiswa penegur melarikan diri, saat lari itulah kepalanya ada yang melempar pakai besi dan terluka.

Sejauh ini belum ada informasi resmi dari pihak Universitas Riau. Semua pihak masih sibuk memediasi dua kelompok mahasiswa yang sedang tersulut emosi tersebut.(jai)