Isak Tangis Momo Geisha yang Sempat Pertanyakan Kematian Ayahnya

Kamis, 21 September 2017

Momo Geisha saat duduk disamping jasad almarhum ayahnya, Jabonar Sinaga di rumah duka (Foto : IG)

Riauaktual.com  - Isak tangis tak henti-hentinya terdengar dari dalam rumah almarhum Jabonar Sinaga di Jalan Arjuna, Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru, Rabu (20/9).

Bagaimana tidak, begitu banyak kenangan yang ditinggalkan oleh Jurnalis senior Riaupos Group ini. Terutama keluarga, kalangan wartawan dan masyarakat.

Ayah kandung dari Narova Morina Sinaga atau dikenal Momo Geisha ini, menghembuskan nafas terakhir diusia 69 tahun.

Jabonar meninggal dunia diketahui pada Senin (19/8) sekitar pukul 20.00 WIB di Rengat, Indragiri Hulu (Inhu), Riau, pertama kali ditemukan oleh tetangga setempat.

Mengetahui ayahnya meninggal dunia, Momo langsung terbang dari Jakarta ke Pekanbaru, tiba Selasa pukul 12.50 WIB dikediaman orang tuanya.

Dari pantauan di rumah duka, Momo datang bersama suaminya, Nicola Reza Samudera disambut dengan tangisan dan langsung dipeluk oleh keluarganya.

Dia pun terlihat tak sempat membuka sepatu masuk ke dalam rumah untuk menemui sang ayah untuk terakhir kalinya.

Sedangkan ibunya, T Nainggolan beserta keluarga langsung histeris melihat kedatangan anak kandungnya itu.

"Bapak tinggalkan kita, nak," ujar Nainggolan sambil menangis yang duduk di dekat kepala almarhum suaminya.

Sedangkan Momo langsung bersimpuh dan memeluk jasad ayahnya yang sudah terbujur kaku.

"Bangun, pak bangun," histeris anak bungsu almarhum Jabonar.

Vokalis grup band Geisha itu, sesekali mengusap kepala dan wajah ayahnya sambil menangis dan menundukkan kepalanya.

Momo seakan belum percaya dengan kepergian ayah kandungnya itu, karena sang ayah tidak memiliki riwayat sakit semasa hidup.

"Bangun, pak. Anak kita (Momo) jauh-jauh datang untuk bertemu, bapak," sahut ibu Momo sambil menatap wajah suaminya.

Momo pun sempat menanyakan penyebab kematian sang ayah kepada keluarganya.

Dan juga menanyakan obat-obatan yang dimakan almarhum sebelum ditemukan meninggal. Sebab pada saat meninggal dunia, ditemukan obat-obatan di kamar Jabonar.

"Obat apa yang dimakan bapak," tanya Momo.

Salah satu abanganya menjawab bahwa orang tua mereka meninggal karena sakit jantung.

"Ada foto obat yang dilihatkan sama polisi. Gak tau obat apa. Tapi kayaknya bapak memang kena serangan jantung, Mo," jawab saudaranya.

Bahkan, Momo juga sempat berniat untuk melakukan otopsi terhadap jasad ayahnya. Namun, saudaranya yang lain mencoba menenangkannya.

"Sudahlah, Mo. Kita ikhlaskan saja kepergian bapak," ujar saudaranya.

"Bapak kan tidak ada sakit," sambut Momo anak bungsu dari lima orang saudara tersebut.

Alumni Fekonsos Universitas Riau itu pun tampak cukup tenang. Sesekali didekap oleh suaminya, Nicola.


Feeling Momo Sudah Tidak Enak


Beberapa hari sebelum sang ayah meninggal dunia, feeling Momo sudah tidak enak.

Hal itu dikatakan oleh suaminya, Nicola Reza saat ditemui Wartawan dikediaman almarhum mertuanya itu.

"Ya, sempat ada feeling tidak enak. Saya bilang ke Momo untuk tenang dan sabar. Nah, kemarin dapat telpon dari bang Fopin (abang kandung Momo) kalau bapak meninggal," jawab Nicola.

Dia mengatakan, saat mendapat kabar duka itu sedang berada di Singapura. Sehingga pada malamnya langsung ke terbang Pekanbaru.

"Momo langsung shock. Saya minta untuk tenang," katanya.

Lanjut dikatakan Nicola. Dalam waktu dekat Momo akan mengajak ibu dan ayahnya (almarhum) akan berlibur ke Yarussalem dan sudah membelikan jaket mewah. Namun takdir berkata lain. Ayahnya pergi untuk selama-lamanya.

"Sudah beli jaket dan pakaian buat bapak dan ibu," ujar Nicola.

Dia mengatakan, Momo terakhir bertemu dengan almarhum ayahnya beberapa bulan lalu.

"Gak ingat saya bulan apa ketemu sama bapak," katanya.

Dalam waktu dekat Momo akan meluncurkan (launching) album baru. Namun belum dipastikan apakah ditunda jadwalnya.

"Kita belum tau batal atau tidak. Yang jelas beberapa hari kedepan kami masih disini (Pekanbaru). Kan masih suasana berduka," terang Nicola.

Ketika ditanya terkait Momo sempat ingin melakukan otopsi terhadap jasad ayahnya. Namun kata Nicola, itu karena Momo tidak mengetahui cerita yang sebenarnya.

"Dia kesal karena tidak tau ceritanya. Gak mungkin juga (diotopsi) ya kan. Kita ikhlaskan saja," tambah Nicola.


Jabonar Sinaga Jurnalis Senior

Untuk diketahui, almarhum Jabonar Sinaga dikenal sebagai seorang penulis di surat kabar Riaupos. Dia juga dikenal senior dikalangan Wartawan.

Jabonar masuk ke dunia Jurnalis pada tahun 1976 silam. Kemudian pada tahun 1992 menjadi wartawan di Riaupos, biro di Indragiri Hulu (Inhu), Riau sampai sekarang.

Bahkan Jabonar juga jurnalis yang pertama kali membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Inhu.

Tentunya kepergian almarhum membuat kalangan wartawan kehilangan. Di kediaman Jabonar, seharian tampak tiada hentinya kalangan wartawan di Riau datang melayat.

Selain itu juga dari sanak saudara serta kerabat almarhum, berdatangan melihat jasad korban untuk terakhir kalinya.

Momo Belum Bisa Berkomentar

Lebih kurang dua jam duduk disamping jasad ayahnya di ruang tamu itu, Momo Geisha sudah mulai tampak tenang. Sesekali didekap suaminya, Nicola Reza Samudera.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Momo keluar dari rumah dan duduk ditempat keluarganya yang sedang berkumpul.

Pelantun lagu 'Lumpuhkan Ingatanku' itu, belum bisa berkomentar kepada media terkait luka mendalam yang dirasakannya.

Awak media, menemui salah satu abang kandungnya, Fopin Sinaga sebagai penghubung untuk bisa mewawancarai Momo. Namun Momo belum bersedia.

"Maaf ya, belum bisa dia (Momo) ngomong. Dia masih syok," kata Fopin Sinaga.

Informasi dari keluarganya, jenazah Jabonar akan dikebumikan pada Jumat (22/9) besok di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Uka, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

Sebelum dimakamkan, sanak saudara dan kerabat almarhum Jabonar tak henti-hentinya melayat. Terlihat juga kalangan wartawan memadati rumah duka. (IG)