Delegasi UNOPS Kunjungi Rokan Hilir

Rabu, 08 Maret 2017

bupati rohil suyatno, ketika berdiskusi dengan perwakilan UNOPS

Riauaktual.com - Delegasi United Nation Office For Project Service (UNOPS) melakukan kunjungan ke Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Kedatangan tim ini langsung disambut Bupati Rohil H.Suyatno, Rabu (08/03/2017) di Mess Pemda Jalan Perwira, Bagansiapiapi.

Delegasi UNOPS terdiri dari Jenna Jadin Ph.D selaku Project Manajer Gambut dan Sherry Panggabean selaku Project Officer Gambut dalam rangka Audiensi dan Silahturahmi dengan Pemkab Rohil.

"Kita sambut baik, kedatangan mereka datang dari Unops mau melakukan penelitian dan menjalanan program. Saya pikir memang kita salah satu daerah yang dituju karena memang gestur tanah kita kebanyakan gambut," kata Bupati.

Bahkan ia memaparkan bahwa Rohil sekitar 60 persen kedalaman gambut mencapai 3-5 meter. Nantinya tim ini akan membantu Pemda untuk menangani permasalahan gambut. "Kalau ditata dengan baik Gambut ini bisa mengurangi juga kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi," kata Bupati.

Upaya untuk menangani hal ini telah dilakukan Pemkab seperti membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) menyediakan alat pemadam dan Satgas pemadam kemabakarn. "Kalau ada tindakan pencegahan da nlahan gambut bisa menghasilkan kenapa tidak ini kita dalami bersama tim Unops ini nantinya." harap Bupati.

Jenna Jadin Ph.D selaku Project Manajer mengatakan, bahwa kedatangnnya ke Rohil untuk melaksanakan  Proyek Generating Anticipatory Meassure For Better Utilization Of Tropical Peatland.

"Jadi projet ini merupakan penerapan dari sistem peringatan dini kebakaran yang diharapkan dapat digunakan untuk merencanakan tanggap antisipatif. Memobilisasi sumber daya dan melaksanakan kebijakan tepat waktu untuk mendorong langkah alternatif  resiko tinggi terhadap kebakaran." katanya.

Organisasi UNOPS merupkan organisasi di bawah naungan PBB, keberadananya sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut untuk mengurangi potensi terjadi kebakaran lahan.

Dalam PP 71 tahun 2014 tersebut, dijelaskan beberapa hal penting tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistim gambut, diantaranya, perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, sangsi administrasi dan perizinan usaha atau kegiatan serta pemanfaatan.

Menurut dia, proyek gambut adalah penerapan dari sistem peringatan dini kebakaran dan diharapkan dapat digunakan untuk merencanakan tanggap antisipatif, mobilisasi sumber daya, melaksanakan kebijakan tepat waktu untuk mendorong langkah alternatif pada tahun dengan risiko tinggi.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rohil Suwandi S.Sos mengatakan, sampai saat ini Kegiatan yang telah dilakukan Unops di Rohil berupa pelatihan Fire Risk Sistem (RFS) peserta dari instansi pemerintah dan masyarakat peduli api tahun 2016 lalu. Saat ini juga sudah bisa dilakukan pemantauan dini daerah rawan karlahut melalui situs online http://kebakaranhutan.or.id/

"Disamping pelatihan, project gambut juga akan memberikan hibah bagi bebrapa komunitas dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan kebakaran secara inovatif. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masarakat di 6 kepenghuluan terhadap upaya dini pencegahan karlahut."pungkas suwandi. (sgl/dr)