Pasca dirumahkan 2.949 honorer Pemkab Kuansing, DPRD minta tidak ada pengangkatan baru

Kamis, 05 Januari 2017

ilustrasi

Riauaktual.com - Pasca dirumahkannya 2.949 tenaga honorer di Pemkab Kuansing, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuansing meminta kedepan tidak ada tenaga honorer yang masuk secara diam-diam dan kembali bekerja. Hal ini untuk mewujudkan konsitensi dalam mengambil kebijakan dan rasa keadilan.

"Kita akan pantau, apa nanti ada yang masuk dan tetap bekerja, sementara ribuan pegawai honorer lain dirumahkan," ujar ketua DPRD Kuansing, Andi Putra, Kamis (5/1) kepada wartawan.

"Ini untuk mewujudkan rasa keadilan bagi ribuan yang sudah dirumahkan dan konsistensi dalam menerapkan kebijakan," tambahnya.

Andi Putra sendiri tidak menerima alasan dana sebagai alasan merumahkan pegawai honorer seperti yang terjadi saat ini. Pasalnya Pemkab dapat menjalin kesepakatan dengan DPRD untuk masalah gaji pegawai honorer agar dapat dialokasikan dan dibahas dalam RAPBD 2017.

"Saya komunikasi dengan ketua DPRD Rohul, disana sendiri saat ini APBD 2017 belum dibahas, tetapi pegawai honorer mereka tidak dirumahkan. Untuk itu harus ada komunikasi yang baik antara Pemkab dan DPRD sebelum mengambil kebijakan yang menyangkut hidup orang banyak," katanya.

"Tapi kalau dilakukan evaluasi terhadap honorer yang tidak disiplin, tidak bekerja dengan baik ya Kita pahami dan wajib dilakukan," ujarnya.

Masalahnya dengan kebijakan seperti ini kata Andi Putra akan menganggu, seperti pelayanan vital terhadap publik, seperti di Puskesmas, UPTD, RSUD dan sekolah. Sebab banyak pegawai honorer yang bekerja dan menjadi salah satu pelayan utama diinstitusi layanan umum tersebut.

"Hari ini saja hasil pantauan umum Kita banyak kantor, layanan-layanan pemerintah yang sepi karena pegawai honor sudah dirumahkan, ini akan mengganggu layanan terhadap masyarakat," urainya.

Lanjut Andi, jika keberadaan tenaga honorer akan menjadi permasalahan kedepannya, pihaknya tidak akan mendukung alokasi dana honorer kedepannya. Karena ini menyangkut hajat hidup ribuan orang beserta keluarganya dan tidak boleh diputuskan begitu saja tanpa perhitungan matang. (am)