Detik-detik mencekam suasana penyekapan 11 orang di Pulomas

Rabu, 28 Desember 2016

evakuasi korban pembunuhan pulomas. ©2016 merdeka.com/arie basuki

HUKRIM (RA) - 11 Orang disekap hingga enam meninggal dan lima luka di sebuah rumah mewah Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Salah satu korban selamat adalah Zanette Kalila (13) yang kini dirawat di RS Kartika.

Komisioner KPAI Erlinda sempat menemui Zanette atau biasa disapa Anet. Menurut Erlinda, saat mereka disekap dalam kamar mandi ukuran 1,5 m x 1,5 m, Anet berusaha menguatkan kakaknya untuk bertahan hidup karena berjam-berjam disekap.

"Sang kakak yang sudah tidak kuat karena lemas dan dehidrasi dia hanya bisa teriak dan menggigit adiknya, dia mengungkapkan selah-olah kamu yang harus kuat kamu yang harus selamat, seperti itu. Jadi sang kakak sudah tidak kuat lagi jadi karena dehidrasi dan kekurangan oksigen. Jadi sang kakak menggigit adiknya (tangan sebelah kiri) tanda adiknya harus kuat," kata Erlinda, seperti dikutip dari merdeka.com hari ini.

Selain itu, saat kejadian Anet sempat ditodong pistol oleh salah satu pelaku. Yang paling mengkhawatirkan ini adalah yang selamat karena dia dibawa ke suatu tempat yang ada airnya dan diceburkan ke dalam bak dan ditodongkan dengan senjata api. Traumanya sangat luar biasa. Tapi dia bercerita bahwa dia harus sehat, dia seperti ini untuk papanya almarhum dan mamanya yang masih hidup dan kebetulan dia punya mama baru kan yang sedang hamil 7 bulan. Sehingga dengan kepolosannya dia menitipkan bahwa mama juga harus sehat," kata Erlinda.

Erlinda melanjutkan, Anet pun sempat menunjukkan bekas gigitan kakaknya. Makna gigitan kakaknya itu agar Anet kuat bertahan hidup.

"Jadi dia sendiri yang cerita sejumlah bagian termasuk orang itu jahat, papa itu enggak bersalah, papa meninggal juga karena sudah tak sanggup bernapas," katanya.

Padahal, lanjut Erlinda, Anet juga berkali-kali mengingatkan kepada mereka yang disekap untuk selalu minum agar selamat. Terlebih, ada 11 orang di dalam kamar mandi yang sempit dan tidak bisa keluar.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan mengatakan, kejadian itu terungkap setelah kerabat korban bernama Sheila Putri mendengar rintihan minta tolong para korban dari salah satu kamar mandi di rumah tersebut. Mendengar rintihan minta tolong itu, sanksi langsung hal tersebut ke Pospol Kayu Putih.

"Pagi tadi ditemukan karena kerabatnya akan datang dan pintu rumahnya terbuka, lalu masuk ke dalam dan ada suara yang merintih minta tolong dan di dobrak," kata Iriawan.

Luthfi, salah satu warga sekitar mengaku ikut mendobrak pintu rumah yang masih dalam keadaan terkunci. Sambil membawa sejumlah peralatan seperti linggis dan kapak, Luthfi mengaku kesulitan merusak pintu karena sangat tebal.

"Linggis enggak bisa, baru bisa kapak saya hantam pakai kapak. Saya mencoba buka pintu. Kunci dihilangin jadinya kita dobrak," ujar Luthfi menceritakan bagaimana polisi dan warga mengevakuasi korban.

Setelah pintu berhasil didobrak sekitar pukul 10.00 Wib, mereka langsung mendatangi arah suara yang terdengar dari kamar mandi belakang. Saat pintu dibuka, saksi bersama polisi dan warga yang menolong melihat sebelas orang terkapar dan sebagian di antaranya lemas.

"Kalau Diona kayak kena pukulan atau bengep. Dia ibarat ngelawan sampai dia meninggal dunia. Saya lihat darahnya kayak sudah lama. Intinya kejam," ungkapnya.

Dia juga sempat melihat tubuh pemilik rumah Ir Dodi Triono berlumuran darah. Namun dia tak bisa memastikan penyebab darah yang membekas di baju.

"Kalau luka tusuk saya kurang paham. Pak Dodi itu berdarah tapi saya enggak tahu kena luka tusuk apa bukan," katanya.

Saat ikut masuk ke rumah, kata Luthfi, dia tak menemukan ada tanda-tanda bekas senjata tajam atau pistol. "Sepertinya enggak ada senjata, tapi saya dengar mau pindah," pungkasnya.