Masyarakat Keluhkan Lampu Merah Simpang Tabek Gadang Sering Dilanggar

Masyarakat Keluhkan Lampu Merah Simpang Tabek Gadang Sering Dilanggar
ilustrasi

PEKANBARU (RA)- Kesadaran pengendara menaati rambu lalu lintas semakin rendah saja, apa lagi di kala senja menjelang, pengendara saling mendahului tanpa menaati lampu merah di trafick light.

Seperti trafick light di Simpang Tabek Gadang Jalan SM Amin-Jalan HR Soebrantas, rawan kemacetan saat sore hari karena tak adanya dijaga oleh aparat kepolisian lalu lintas.

"Kemarin sampai macet panjang, karena lampu sudah merah pengendara masih saja saling mendahului tak ada yang mau mengalah. Polantas jarang berjaga saat sore hari, pagi saja mereka menjaga di sini," ungkap Riyan, salah seorang pengendara, Selasa (21/10/2014).

Paling parah lagi, di tengah kemacetan ini terdapat truk bertonase besar yang siap menindih pengendara motor kecil jika tidak berhati-hati. "Harusnya tetap tertib lalu lintas, kalau alasan mau cepat, semua orang pasti mau cepat," tukasnya.

Dikonfirmasi Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Informatika, Syafril, mengatakan bahwa untuk ketertiban lalulintas, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui sudah membangun 35 titik traffic light atau alat pemberi isyarat lalulintas (APILL), dan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau sebanyak 5 unit.

"Untuk Pekanbaru ini ada 40 titik traffic light yang dibangun di setiap persimpangan, 5 titik diantaranya merupakan aset Pemprov," kata Syafril MT.

Disebutkan Syafril, lima titik yang menjadi aset Pemprov itu terletak di simpang Kaharuddin Nasution/Bandara, Imam Munandar-Bukit Barisan, SM Amin-HR Soebrantas, Yos Sudarso-Khayangan/Jalan Sekolah, dan Hang Tuah-Pasar Tangor (warning light).

"Kondisi saat ini, baik traffic light milik Pemko, maupun milik Pemprov bagus. Memang ada beberapa titik yang sengaja dimatikan karena jika diaktifkan menyebabkan kemacetan. Dan ini yang berada di jalan-jalan yang kecil dan sempit," ulasnya.

Seperti traffic light di Simpang KH Ahmad Dahlan-Teratai, Garuda Sakti?HR Soebrantas, Jalan Riau-Soekarno Hatta, dan ‎Simpang Rambutan-Adi Sucipto, ini sengaja dimatikan, jika pun hidup hanya lampu kuningnya saja atau fleshing. "Kondisi jalannya sempit di titik ini, dan pola lalu lintasnya perlu rancang ulang lagi, berharap ada pelebaran agar dapat difungsikan," tambah Syafril.

Saat ditanya, berapa anggaran pembangunan baru untuk satu titik traffic light? Disampaikannya, untuk satu itu ada yang enam tiang, ada juga yang delapan tiang, tergantung jumlah simpangnya. "Satu titik traffic light itu senilai Rp300-400 juta. Dalam satu titik ada yang delapan tiangnya, ada juga yang enam tiang, dan ini pembangunannya sudah komplit dengan zebra crossnya," jelasnya.

Bagaimana dengan perawatan traffic light yang rusak? Dikatakannya lagi, untuk perbaikan itu, Dishukominfo memiliki tim yang melakukan monitoring setiap hari. Tim ini yang memantau kondisi traffic itu, apakah kondisinya baik, rusak atau lainnya.

Jadi perbaikannya, selain dari monitoring tim, ada juga yang dilaporkan oleh masyarakat. "Sifatnya begitu didapati ada rusak, atau ada laporan dari masyarakat itu langsung diperbaiki oleh tim. Termasuk aset milik Pemprov kami juga melakukan koordinasi untuk perbaikannya jika rusak atau mati," ungkapnya.

Dikatakannya, saat ini, dari Dishubkominfo belum ada mengusulkan untuk penambahan traffic light yang ada hanya memaksimalkan trafick light yang ada. "Berharap dari 40 titik traffic light itu, semuanya dapat mengatur kelancaran berlalulintas, dan masyarakat juga patuh dengan rambu-rambu itu," harapnya.

 

Laporan : riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

index