Sibuk Persiapan Pernikahan Putrinya, Firdaus Belum Tetapkan Aturan Ramadhan

Sibuk Persiapan Pernikahan Putrinya, Firdaus Belum Tetapkan Aturan Ramadhan
Kabag Humas Pemko, Zuharni

PEKANBARU (RA) - Meskipun hanya tinggal sepekan memasuki Bulan Suci Ramadhan, namun hingga saat ini Walikota Pekanbaru, Firdaus MT belum kunjung menetapkan aturan yang biasanya dibubuhkan dalam peraturan walikota (Perwako) untuk membuat ketentuan buka tutup restoran dan rumah makan, jam operasional tempat hiburan, dan aturan-aturan lainnya pada Bulan Ramadhan.

Tak kunjung ditetapkannya aturan tersebut, diduga karena kesibukan Firdaus yang saat ini tengah mempersiapkan pesta pernikahan putri pertamanya, Riski Emillia Firdaus yang telah berlangsung sejak Rabu (11/7) kemarin. Acara tersebut diawali dengan acara berinai yang diselenggarakan pada Rabu malam tersebut.

Hal disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Pemko Pekanbaru, Zuharni yang tertuang dalam pers rilisnya. Dikatakannya, saat ini Walikota Pekanbaru sedang mempersiapkan pesta bergengsi dan mewah pernikahan putri pertamanya yang akan dilangsungkan pada Minggu (15/7) mendatang di rumah dinasnya Jalan Ahmad Yani. Rangkaian acara sudah dimulai sejak Rabu hingga Minggu, berbagai acara seperti berinai hingga resepsi telah tertata dengan baik.

"Akad pernikahan dilakukan pada Sabtu (14/7) dan akan dilanjutkan dengan berbagai acara lainnya sesuai adat melayu. Resepsi pernikahan nantinya akan dibagi menjadi dua jamuan, mengingat undangan yang disebar mencapai 8.000 undangan dari kedua mempelai. Untuk undangan pejabat lingkungan Pemko akan dijamu pada Sabtu, sedangkan untuk umum dijamu pada Minggu dengan tema Jamuan Merakyat," ungkap Zuharni.

Walikota Pekanbaru yang dipertanyakan tentang lambannya penetapan peraturan walikota tentang ketentuan buka tutup rumah makan dan restoran serta ketentuan jam operasional tempat hiburan menyangkal. Karena waktu masih cukup panjang dan kegiatan Pemko pun saat ini cukup padat.

"Besok (hari ini, red) kita akan duduk bersama pemuka agama, pemilik rumah makan, serta tokoh masyarakat untuk membicarakan bagaimana kebijakan kita untuk Ramadhan tahun ini. Apapun keputusan yang akan didapat esok itu, kita akan dengarkan masukan-masukan dari pemuka antar umat yang kita undang, sebab Pekanbaru ini masyarakatnya heterogen, maka kebijakan yang akan kita ambil juga mempertimbangkan keberadaan warga yang non muslim, warga pekerja keras dan berat yang membuatnya tak sanggup menjalankan ibadah Puasa, serta ibu hamil dan menyusui yang tak mungkin menjalankan ibadah Puasa ini," paparnya. (RA1)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

index